Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) / High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola
pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa
molekul) yang berada pada larutan. Molekul
yang terlarut dalam fase gerak, akan melewati kolom yang merupakan fase diam. Molekul yang memiliki ikatan yang kuat
dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding molekul yang berikatan
lemah. Dengan ini, berbagai macam
tipe molekul dapat dipisahkan berdasarkan pergerakan pada kolom.
Setelah komponen terelusi dari kolom, komponen tersebut dapat
dianalisis dengan menggunakan detektor atau dapat dikumpulkan untuk
analisis lebih lanjut. Beberapa
alat-alat analitik dapat digabungkan dengan metode pemisahan untuk analisis
secara on-line (on-line analysis) seperti:
penggabungan kromatografi gas (gas chromatography) dan kromatografi cair
(liquid chromatography) dengan mass
spectrometry (GC-MS dan
LC-MS), Fourier-transform
infrared spectroscopy (GC-FTIR),
dan diode-array UV-VIS (HPLC-UV-VIS).
Pengertian HPLC
Kromatografi cair berperforma tinggi ((Inggris): high performance liquid
chromatography, HPLC)
merupakan salah satu teknik kromatografi untuk zat cair yang biasanya disertai dengan tekanan tinggi. Seperti teknik kromatografi pada
umumnya, HPLC berupaya untuk memisahkan molekul berdasarkan perbedaan afinitasnya terhadap zat padattertentu. Cairan yang akan dipisahkan
merupakan fase cair dan zat padatnya merupakan fase diam (stasioner). Teknik
ini sangat berguna untuk memisahkan beberapa senyawa sekaligus karana setiap
senyawa mempunyai afinitas selektif antara fase diam tertentu dan fase gerak
tertentu. Dengan bantuan detektor serta integrator kita akan mendapatkan
kromatogram. Kromatorgram memuat waktu tambat serta tinggi puncak suatu
senyawa.
Prinsip Kerja HPLC
Kerja HPLC pada prinsipnya adalah pemisahan analit-analit
berdasarkan kepolarannya, alatnya terdiri dari kolom (sebagai fasa diam) dan
larutan tertentu sebagai fasa geraknya. Yang paling membedakan HPLC dengan
kromatografi lainnya adalah pada HPLC digunakan tekanan tinggi untuk mendorong
fasa gerak. Campuran analit akan terpisah berdasarkan kepolarannya, dan
kecepatannya untuk sampai ke detektor (waktu retensinya) akan berbeda, hal ini
akan teramati pada spektrum yang puncak-puncaknya terpisah.
Urutan skala polaritas : golongan
fluorocarbon < golongan hidrokarbon < senyawa terhalogenasi < golongan
eter < golongan ester < golongan keton < golongan alkohol <
golongan asam.
HPLC dapat menganalisa secara kualitatif dan
kuantitatif. Pada proses kualitatif cara yang paling umum untuk
mengidentifikasi adalah dengan melihat Retention time (RT). Peak yang mempunyai RT yang sama dengan
standard umumnya adalah sebagai peak milik analat. Selain melihat RT hal lain
yang perlu dilihat adalah spektrum 3D dari signal kromatogram. Zat yang sama
akan mempunyai spektrum 3D yang juga sama. Sehingga jika spektrum 3D antara dua
zat berbeda, maka kedua zat tersebut juga dipastikan adalah zat yang berlainan,
meskipun memiliki RT yang sama.
Kemudian melalui analisa kuantitatif
dapat diketahui kadar komponen yang dianalisis di dalam sampel. Yang
berperan dalam proses separasi pada system HPLC adalah kolom. Ada kolom yang
digunakan untuk beberapa jenis analisa, misalnya kolom C18 yang dapat digunakan
untuk analisa carotenoid, protein, lovastatin, dan sebagainya. Namun ada juga
kolom yang khusus dibuat untuk tujuan analisa tertentu, seperti kolom Zorbax
carbohydrat (Agilent) yang khusus digunakan untuk analisa karbohidrat (mono-,
di-, polysakarida). Keberhasilan proses separasi sangat dipengaruhi oleh
pemilihan jenis kolom dan juga fasa mobil.
Setelah komponen dalam sample berhasil
dipisahkan, tahap selanjutnya adalah proses identifikasi. Hasil analisa HPLC
diperoleh dalam bentuk signal kromatogram. Dalam kromatogram akan terdapat
peak-peak yang menggambarkan banyaknya jenis komponen dalam sample.
Sample yang mengandung banyak komponen
didalamnya akan mempunyai kromatogram dengan banyak peak. Bahkan tak jarang antar peak saling bertumpuk (overlap). Hal
ini akan menyulitkan dalam identifikasi dan perhitungan konsentrasi. Oleh
karena itu biasanya untuk sample jenis ini dilakukan tahapan preparasi sample
yang lebih rumit agar sample yang siap diinjeksikan ke HPLC sudah cukup bersih
dari impuritis. Sample farmasi biasanya jauh lebih mudah karena sedikit
mengandung komponen selain zat aktif. Sample ini umumnya hanya melalui proses
pelarutan saja.
PREPARASI SAMPEL
• Sampel harus dalam
bentuk larutan.
• Untuk skala analisis
sampel dalam μL, konsentrasi sampel yang diinjeksikan tidak boleh terlalu pekat
karena dapat menyumbat kolom. Konsentrasi maksimal adalah sekitar 40 ppm.
PREPARASI FASA GERAK
• Fasa gerak (eluen) yang
digunakan harus dalam kualitas p.a ataupun grade HPLC. Untuk air, digunakan
akuabidest.
• Sebelum digunakan, eluen
harus disaring dengan millipore kemudian diawagaskan (didigest) dengan
sonikator sekitar 30 menit untuk menghilangkan udara terlarut.
• Eluen harus dimasukkan
ke dalam tabung eluen sebelum alat dinyalakan, untuk menghindari adanya
gelembung pada selang penghubung.
• Tabung eluen yang sudah
diisi harus diberi label sesuai dengan eluen yang digunakan.
PENYALAAN ALAT
• Sebelum alat dinyalakan,
pastikan dalam slang penghubung antara tabung eluen dengan pompa tidak terdapat
gelembung udara. Jika terdapat gelembung, buka penutup pompa kemudian buka
katup slang di ujung pompa dan sedot secepatnya gelembung tersebut dari slang
dengan alat penyedot gelembung yang tersedia kemudian tutup katup dan tutup
pompa kembali seperti semula.
• Hubungkan kabel alat ke
sumber listrik (saklar).
• Nyalakan tombol paling
bawah alat HPLC (tombol detektor).
• Nyalakan tombol tengah HPLC (kolom)
• Nyalakan tombol paling
atas dari HPLC (pompa)
• Nyalakan tombol power
CPU kemudian tombol power pada monitor.
MEMBUKA WINDOWS NT DAN AGILENT CHEMSTATION
• Setelah alat dan
komputer menyala, pada layar komputer akan muncul tampilan :
Windows NT workstation version 4.00
Windows NT workstation version 4.00(VGA mode)
PENYETABILAN ALAT SEBELUM INJEKSI
Sebelum
injeksi, alat yang baru saja dinyalakan harus distabilkan terlebih dahulu untuk
menjaga alat tersebut agar tetap awet, selain itu penyetabilan juga dimaksudkan
agar alat benar-benar siap injeksi sehingga kromatogram yang dihasilkan akan
bagus.
Untuk
menstabilkan alat, setelah masuk ke menu Online Agilent Chemstation, klik menu Run
Control. Kemudian :
• Klik pada gambar pompa, klik control, klik on.
• Klik menu Instrument, klik pada set up pump
>set
gradient fasa gerak
>set laju
alir
>set
waktu run dan post run
catatan :
dalam masa penyetabilan, setting laju alir cukup sekitar 0,1 uL/menit untuk
menghemat eluen.
• Klik pada kolom, klik control, klik on.
• Klik gambar DAD signals,klik control, klik on (pada
UV atau Visible), tergantung sample yang akan diinjeksikan.
• Klik menu Instrument, klik set up colomn untuk
mengatur kondisi kolom yang diinginkan.
• Klik menu Instrument, klik Set Up DAD Signals untuk
mengatur panjang gelombang detektor yang diinginkan. Masukkan panjang gelombang
pilihan disertai dengan tanda X.
• Biarkan alat running dalam laju alir sekitar 0,1 uL/menit selama
kurang lebih 45-60 menit untuk menstabilkan.
• Setelah waktu tersebut, naikkan perlahan laju alir sampai laju
alir yang diinginkan (jangan langsung pada laju alir yang diinginkan) INGAT
! Naikkan Perlahan....Agar tekanan pompa stabil...!
PERSIAPAN INJEKSI
INGAT.....: TANDA MERAH = ALAT
TIDAK SIAP
TANDA BIRU = ALAT SEDANG RUNNING
TANDA HIJAU = ALAT SIAP DIINJEKSI
• Nyalakan detektor DAD dan kolom (seperti tadi)
• Perbesar tampilan kromatogram di layar agar terlihat jelas
• Perhatikan kromatogram
sampai terbentuk baseline. Untuk mendekatkan line dengan jangkauan mata, tekan ADJUST,
untuk membuat baseline pada skala nol tekan BALANCE.
• Setelah baseline yang
diinginkan terbentuk, klik menu RUNCONTROL, klik SAMPLE INFO untuk
memasukkan data file-folder berikut keterangan sampel.
• Lihat tanda warna, jika
sudah hijau (READY) berarti siap injeksi.
• Sebaiknya kolom dicuci
dulu dengan cara menginjeksikan fasa gerak utama ke kolom. Begitu pula setiap
setelah injek satu sampel dan akan ganti dengan sampel lain, kolom harus dicuci
dahulu (sekitar 20 menit), pencucian masukkan ke dalam file CUCI.
CARA INJEKSI
• Ambil alat injek
(syringe).
• Bilas syringe dengan zat
yang sama dengan fasa gerak utama (misalnya metanol)
• Kemudian bilas syringe
dengan sampel
• Isi syringe dengan
sampel, INGAT dalam syringe yang sudah diisi tersebut tidak boleh ada ruang
kosong oleh udara yang terperangkap atau gelembung udara
• Volume injeksi maksimum
adalah 20 uL karena pada injektor standar terpasang loop 20 uL
• Masukkan jarum syringe ke injektor, buka injektor (load, putar ke
atas), injek cepat, tutup injektor (inject, putar ke bawah), baru tarik jarum
syringe dari injektor. Di layar segera akan ada tanda biru...Run in progress
data aquasition.........
• Setelah waktu running
yang diinginkan habis, tekan tombol F8 untuk menghentikan runing. Maka komputer
akan segera menghitung tinggi puncak-puncak yang keluar berikut luas puncaknya.
Pada proses ini di layar akan muncul tampilan biru dengan tulisan...”Run in Progress Data Analysis”.
• Setelah di layar muncul
kembali tampilan “Ready” (hijau), maka pekerjaan selanjutnya dapat dilakukan.
Untuk menginjeksikan kembali sampel lain sebaiknya kolom dicuci terlebih
dahulu. Masukkan running cuci kolom ke dalam file cuci.
PRINT OUT KROMATOGRAM
• Untuk melihat hasil
analisis yang telah dilakukan komputer terhadap sampel yang telah kita
injeksikan, klik menu VIEW, Klik DATA ANALYSIS.
• Kemudian Klik menu FILE dan klik LOAD SIGNALS untuk
memilih file mana yang akan dibuka beserta panjang gelombang deteksi yang
diinginkan. Segera akan keluar tampilan kromatogram yang dipanggil.
• Untuk menampilkan waktu retensi setiap puncak pada kromatogram
yang dipanggil tersebut, Klik menu INTEGRATION lalu klik INTEGRATE.
Maka segera akan muncul nilai retensi dari setiap puncak. Karena detektor yang
ada yaitu DAD (Diode Arays Detector) sangat sensitif, maka setiap puncak yang
muncul, sekecil apapun akan dapat terintegrasi sehingga puncak-puncak ini harus
dihapus retensinya, artinya yang kita tampilkan waktu retensinya hanya
puncak-puncak yang besar dan yang kita perlukan saja. Untuk keperluan tersebut,
klik menu FILE, klik DELETE PEAK sampai muncul tanda X merah. Atau dapat
langsung klik di menu X merah yang biasanya ada di layar. Untuk menghapusnya,
klik dengan X merah tersebut di tempat-tempat yang waktu retensinya tidak ingin
ditampilkan.
• Untuk mendapatkan print out kromatogram, Klik menu REPORT,
klik SPECIFY REPORT untuk mengatur tampilan kromatogram yang diinginkan.
Setelah siap, klik PRINT REPORT lalu tunggu sebentar sampai komputer
menampilkan print previewnya. Kemudian klik pada icons PRINT yang ada di
bawah print preview kromatogram.
• Untuk kembali ke RUN CONTROL (misal akan injek baru),
klik menu VIEW, klik METHOD AND RUN CONTROL.
Pilih menu yang pertama (Windows
NT workstation version 4.00) secepatnya, kemudian tekan ENTER.
• Kemudian akan muncul menu Begin Log On, tekan Ctrl-Alt-Del.
• Setelah itu akan muncul menu PassWord, pada password ini
tidak perlu diisi apa-apa, langsung klik OK. Perhatian...DILARANG
MEMASANG PASSWORD PADA PENGOLAH DATA !
• Kemudian akan muncul menu Server NT...., klik No
• Selanjutnya akan sampai di menu utama MS-Windows NT, double klik
pada menu Instrument 1 Online.
Catatan : Menu Instrument 1
Offline digunakan untuk keperluan pengolahan data tanpa penyalaan alat
(yang dinyalakan hanya perangkat komputernya saja). Menu ini misalnya digunakan
untuk print out kromatogram yang belum sempat dilakukan atau untuk melakukan
print ulang kromatogram yang sudah ada.
• Kemudian tunggu sampai
masuk ke menu Online Agilent Chemstation.
Komponen-Komponen KCKT
Komponen-komponen
penting dari KCKT dapat dilihat pada Diagram Blok KCKT berikut
ini :
Pompa (Pump)
Fase gerak dalam
KCKT adalah suatu cairan yang bergerak melalui kolom. Ada dua tipe pompa yang
digunakan, yaitu kinerja konstan (constant pressure) dan pemindahan konstan
(constant displacement). Pemindahan konstan dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
pompa reciprocating dan pompa syringe. Pompa reciprocating menghasilkan suatu
aliran yang berdenyut teratur (pulsating),oleh karena itu membutuhkan peredam
pulsa atau peredam elektronik untuk, menghasilkan garis dasar (base line)
detektor yang stabil, bila detektor sensitif terhadapan aliran. Keuntungan utamanya
ialah ukuran reservoir tidak terbatas. Pompa syringe memberikan aliran yang
tidak berdenyut, tetapi reservoirnya terbatas.
Injektor (injector)
Sampel yang akan dimasukkan ke bagian
ujung kolom, harus dengan disturbansi yang minimum dari material kolom. Ada dua
model umum :
a. Stopped Flow
b. Solvent Flowing
Ada tiga tipe dasar injektor yang
dapat digunakan :
a. Stop-Flow: Aliran
dihentikan, injeksi dilakukan pada kinerja atmosfir, sistem tertutup, dan
aliran dilanjutkan lagi. Teknik ini bisa digunakan karena difusi di dalam
cairan kecil clan resolusi tidak dipengaruhi
b. Septum: Septum yang
digunakan pada KCKT sama dengan yang digunakan pada Kromtografi Gas. Injektor
ini dapat digunakan pada kinerja sampai 60 -70 atmosfir. Tetapi septum ini
tidak tahan dengan semua pelarut-pelarut Kromatografi Cair.Partikel kecil dari
septum yang terkoyak (akibat jarum injektor) dapat menyebabkan penyumbatan.
c.
Loop Valve: Tipe injektor ini umumnya
digunakan untuk menginjeksi volume lebih besar dari 10 μ dan dilakukan dengan
cara automatis (dengan menggunakan adaptor yang sesuai, volume yang lebih kecil
dapat diinjeksifan secara manual). Pada posisi LOAD, sampel diisi kedalam loop
pada kinerja atmosfir, bila VALVE difungsikan, maka sampel akan masuK ke dalam
kolom.
Kolom (Column)
Kolom adalah jantung
kromatografi. Berhasil atau gagalnya suatu analisis tergantung pada pemilihan
kolom dan kondisi percobaan yang sesuai. Kolom dapat dibagi menjadi dua
kelompok :
a.
Kolom analitik : Diameter dalam 2 -6 mm.
Panjang kolom tergantung pada jenis material pengisi kolom. Untuk kemasan
pellicular, panjang yang digunakan adalah 50 -100 cm. Untuk kemasan poros
mikropartikulat, 10 -30 cm. Dewasa ini ada yang 5 cm.
b.
Kolom preparatif: umumnya memiliki
diameter 6 mm atau lebih besar dan panjang kolom 25 -100 cm.
Kolom umumnya dibuat dari
stainlesteel dan biasanya dioperasikan pada temperatur kamar, tetapi bisa juga
digunakan temperatur lebih tinggi, terutama untuk kromatografi penukar ion dan
kromatografi eksklusi. Pengepakan kolom tergantung pada model KCKT yang
digunakan (Liquid Solid Chromatography, LSC; Liquid Liquid Chromatography, LLC;
Ion Exchange Chromatography, IEC, Exclution Chromatography, EC)
Detektor (Detector)
Suatu detektor dibutuhkan untuk
mendeteksi adanya komponen sampel di dalam kolom (analisis kualitatif) dan
menghitung kadamya (analisis kuantitatif).Detektor yang baik memiliki
sensitifitas yang tinggi, gangguan (noise) yang rendah, kisar respons linier
yang luas, dan memberi respons untuk semua tipe senyawa. Suatu kepekaan yang
rendah terhadap aliran dan fluktuasi temperatur sangat diinginkan, tetapi tidak
selalu dapat diperoleh.
Detektor KCKT yang umum
digunakan adalah detektor UV 254 nm. Variabel panjang gelombang dapat digunakan
untuk mendeteksi banyak senyawa dengan range yang lebih luas. Detektor indeks
refraksi juga digunakan secara luas, terutama pada kromatografi eksklusi,
tetapi umumnya kurang sensitif jika dibandingkan dengan detektor UV.
Detektor-detektor lainnya antara lain:
Detektor Fluorometer -Detektor Spektrofotometer
Massa
Detektor lonisasi nyala -Detektor Refraksi lndeks
Detektor Elektrokimia -Detektor Reaksi Kimia
Elusi Gradien
Elusi Gradien didefinisikan
sebagai penambahan kekuatan fasa gerak selama analisis kromatografi
berlangsung. Efek dari Elusi Gradien adalah mempersingkat waktu retensi dari
senyawa-senyawa yang tertahan kuat pada kolom. Dasar-dasar elusi gradien
dijelaskan oleh Snyder.
Elusi Gradien menawarkan beberapa keuntungan :
a.
Total waktu analisis dapat direduksi
b.
Resolusi persatuan waktu setiap senyawa dalam campuran bertambah
c.
Ketajaman Peak bertambah (menghilangkan tailing)
d.
Efek sensitivitas bertambah karena sedikit variasi pada peak
Gradien dapat dihentikan sejenak
atau dilanjutkan. Optimasi Gradien dapat dipilih dengan cara trial and error.
Tabel 3. 1. berikut ini menunjukkan kompatibilitas dari bermacam-macarn mode
kromatografi cair dengan analisis gradien. Dalam praktek, gradien dapat
diformasi sebelum dan sesudah pompa.
© 2004 Digitized by USU digital library 6
Tabel 3. 1 : Mode Kompatibilitas dengan Gradien
Mode
|
Solven Gradien
|
Kromatografi Cair padat (LSC)
|
Ya
|
Kromatografi ekslusi
|
Tidak
|
Kromatografi Penukar Ion (IEC)
|
Ya
|
Kromatografi Cair Cair (LLC)
|
Tidak
|
Kromatografi Fasa Terikat (BPC)
|
Ya
|
Pengolahan Data (Data Handling)
Hasil dari pemisahan kromatografi biasanya ditampilkan
dalam bentuk kromatogram pada rekorder. Suatu tipe Kromatogram dapat dilihat
pada Gambar berikut ini
Dari Gambar waktu retensi dan volume retensi dapat diketahui /dihitung. Lni bisa
digunakan untuk mengidentifikasi secara kualitatif suatu komponen, bila kondisi
kerja dapat dikontrol. Lebar puncak dan tinggi puncak sebanding atau
proporsional dengan konsentrasi dan dapat digunakan untuk memperoleh hasil
secara kuantitatif.
Fasa gerak
Di dalam
kromatografi cair komposisi dari solven atau rasa gerak adalah salah satu dari
variabel yang mempengaruhi pemisahan. Terdapat variasi yang sangat luas pada
solven yang digunakan untuk KCKT, tetapi ada beberapa sifat umum yang sangat
disukai, yaitu rasa gerak harus :
1. Murni, tidak terdapat kontaminan
2. Tdak bereaksi dengan wadah (packing)
3. Sesuai dengan defektor
4. Melarutkan sampel
5. Memiliki visikositas rendah
6. Bila diperlukan, memudahkan "sample recovery"
7. Diperdagangan dapat diperoleh dengan harga murah (reasonable
price)
Umumnya, semua
solven yang sudah digunakan langsung dibuang karena prosedur pemumiannya
kembali sangat membosankan dan mahal biayanya. Dari semua persyaratan di atas,
persyaratan 1) s/d 4) merupakan yang sangat penting.
Pola Elusi (Mekanisme Pemisahan) Pada Hplc
Pada HPLC
pemisahan terjadi di dalam kolom, sehingga mekanisme pemisahan atau pola
elusinya seperti pada kromatografi kolom. Gambar di bawah menunjukkan profil
konsentrasi komponen A dan B pada awal dan akhir elusi. Koefisien partisi A
> B, oleh karena itu pada proses migrasi komponen A berada di belakang
komponen B. Bersamaan dengan proses migrasi, terjadi pula efek pelebaran pada
kedua pita yang mengurangi efisiensi pemisahan. Pelebaran pita tidak dapat
dihilangkan secara total, namun dapat dikurangi sehingga pelebaran pita terjadi
jauh lebih lambat daripada pemisahan pita. Dengan demikian pemisahan kedua
komponen dapat terjadi secara sempurna pada panjang kolom yang sesuai.
Profil Konsentrasi Solut A dan B pada Jarak Migrasi yang Berbeda
Padatan
pendukung pada kromatografi partisi disalut dengan fase diam cair, dan
pemisahan senyawa campuran ditentukan oleh koefisien partisi masing-msing
senyawa di antara kedua fase cair. Pada kedua fase yaitu fase gerak dan fase
diam, salah satu diantaranya harus lebih polar dibanding yang lain. Bila fase
diam lebih polar, disebut kromatografi partisi fase normal. Bila sebaliknya,
disebut kromatografi partisi fase terbalik. Pada fase normal, senyawa polar
lebih terbagi ke fase diam dan tertambat lebih lama dibanding senyawa nonpolar.
Pada kromatografi partisi fase terbalik, terjadi hal yang sebaliknya.
Analisis Kualitatif
Proses terbawanya solut dari
puncak kolom sampai akhir kolom disebut elusi. Apabila detektor ditempatkan
pada ujung akhir kolom, maka akan diperoleh sinyal yang digambarkan sebagai
fungsi waktu, yang disebut kromatogram. Kromatogram akan memperlihatkan bahwa
setiap senyawa meninggalkan kolom sebagai puncak simetri, sehingga sinyal
detektor yang tercatat berbentuk kurva Gauss pada waktu yang khas untuk setiap
senyawa. Oleh karena itu, kromatogram dapat menunjukkan waktu yang diperlukan
untuk elusi. Waktu yang menunjukkan puncak signal disebut waktu retensi (tR),
yang tidak lain adalah waktu yang dibutuhkan analit mulai saat diinjeksikan
hingga terelusi dan keluar dari kolom pada konsentrasi maksimumnya. Tiap
senyawa memiliki waktu retensi yang spesifik pada kondisi tertentu, antara lain
kondisi kolom, tekanan, suhu, laju aliran fase gerak, dll, sehingga dapat
digunakan sebagai salah satu dasar untuk analisis kualitatif. Beberapa senyawa
memiliki waktu retensi yang berdekatan, namun tiap senyawa hanya memiliki satu
waktu retensi saja. Dengan membandingkan waktu retensi analit dengan waktu
retensi senyawa baku maka analit dapat diidentifikasi.
Analisis Kuantitatif
Analisis Kuantitatif Berdasarkan Tinggi Puncak
Tinggi puncak diperoleh dengan
membuiat garis antara kedua dasar sisi puncak, dan mengukur tegak lurus dari
garis tersebut hingga puncak kromatogram. Apabila variasi pada keadaan kolom
tidak menyebabkan pelebaran puncak, dimana kromatogram yang diperoleh berupa
pita yang sempit dan tajam, maka analisis kuantitatif lebih baik didasarkan
pada tinggi puncak. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan ketelitian tinggi,
sehingga data yang diperoleh akan lebih akurat. Variabel yang perlu
dikendalikan pada analisis ini adalah suhu dalam kolom, laju alir fase gerak,
tekanan dalam kolom, dan kecepatan injeksi. Kesalahan relatif yang disebabkan
oleh penginjeksian berkisar antara 5 – 10%.
Analisis Kuantitatif Berdasarkan Luas Puncak
Pengukuran dengan cara ini tidak
dipengaruhi oleh pelebaran pita, oleh karena itu cara ini lebih disukai
daripada pengukuran tinggi puncak. Pada umumnya, instrumen kromatografi
dilengkapi dengan integrator yang memungkinkan pengukuran luas puncak secara
lebih teliti. Bila tidak ada integrator maka pengukuran harus dilakukan secara
manual. Konsentrasi dapat dihitung dengan persamaan:
Cx = Ax / Ap X Cp
Keterangan :
A = Peak area = Luas puncak
C = Konsentrasi
X = sampel
P = pembanding
Analisis Kuantitatif secara Kalibrasi dengan Standar
Metode untuk memperkirakan
komposisi suatu campuran yang tidak diketahui adalah dengan membandingkan
terhadap suatu seri larutan baku dengan berbagai konsentrasi. Setelah pembuatan
kromatogram dari masing-masing larutan standar, kemudian dibuat kurva baku
dengan tinggi puncak atau luas puncak sebagai fungsi konsentrasi. Sumber
kesalahan utama pada metode ini terletak pada volume larutan yang diinjeksikan
yang tidak reprodusibel.
Analisis Kuantitatif dengan Standar Internal
Pada metode
ini dapat diperoleh ketelitian tertinggi pada analisis kuantitatif, karena
variasi volume larutan yang diinjeksikan dapat dieliminasi. Pada metode ini
sejumlah standar internal dimasukkan ke dalam tiap larutan standar dan larutan
sampel. Analisis kuantitatif dilakukan dengan rasio luas atau tinggi puncak
analit terhadap standar internal. Senyawa yang digunakan sebagai standar
internal harus terpisah dari analit namun dekat dengan puncak analit.
terima kasih gan sangat bermanfaat
ReplyDelete